Saat Banjir Bandang Aliran Sungai Musi
Tapi hari itu, berbeda dari hari biasanya yang seyogyanya berjalan seiring seirama, senada dan satu harmoni di alam semesta yang indah ini.
Pagi itu, dengan semangat 45 akupun bergegas siap sedia untuk menuju kekantor Dinas Pendidikan Kabupaten yang berjarak lebih dari 100 Km dari kediamanku. Misi yang ku emban hari itu adalah menuntaskan calon peserta ujian sekolah yang beberapa siswa masih terkendala datanya. Dengan gagah berani bak seorang ksatrian akan berperang, akupun berangkat secepatnya. Kurang lebih dua jam perjalanan akupun sampai ke kantor yang ku tuju, setelah melewati berbagai fase medan jalan yang bervariasi dan cukup menyenangkan bagi seorang yang suka petualangan.
Kita singkat ceritanya, karena priode pekerjaannya cukup panjang kalau dituliskan. Kita kembali ke fokus inti cerita.
Sore itu, setelah tugas selesai akupun beranjak untuk kembali kekediamanku dengan harapan, sesampai di rumah bisa membersihkan tubuh, mengisi energi, dan beristirahat dengan merebahkan diri di kasur yang empuk.
Petang itu, ternyata apa yang diinginkan tidak selalu bisa tercapai. Saat kendaraan pinjamanku berpacu dengan waktu di paksa untuk berhenti. Bagaimana tidak, akses jalan menuju kediaman ku terputus. Saat ku lirik arloji tanganku menunjukan pukul 18.45 wib. Air menutupi seluruh badan jalan, jembatan kebanggaan kami pun tak luput dari dari genangan air.
Malam itu, semua berhenti, pikiranku pun serasa pilu. Hilang sudah angan-angan untuk membersihkan tubu, mengisi kembali tenaga yang hilang, dan yang paling utama berbaring di peraduan yang empuk. Duduk diam dan terpaku melihat fenomena yang membuktikan bahwa tuhan itu ada, banjir, ya banjir adalah suatu nikmat yang diberikan oleh yang Maha Kuasa pada kita umatnya, yang semestinya kita syukuri dan bukan untuk di maki.
Tengah malam itu, semakin larut dan air masih menunjukan eksistensinya, perut mulai bernyanyi, dan tubuh mulai auto goyang. Tapi, sanubari ku berbisik "Penderitaan mu tidak lebih berharga dari senyum dan tawa ceria anak-anak saat dinyatakan lulus dalam ujianya", wow serta merta bangkit kembali semangat yang sempat terkunci.
Subuh itu, terlihat air mulai mengalah seakan memberiku peluang untuk kembali kerumah. Dan seolah berkata "Sana pulang sudah cukup pelajar alam hari ini".
Terimakasih ya Allah, pelajar berharga telah Engkau berikan tapa ku sadari, bahwa "keikhlasan itu nikmat yang tak bisa ditukar dengan apapun".
21 Komentar
Keiklasan anda akan mempermudah anda..semangat pak guru hebat..
BalasHapusTrimakasih sudah mampir dan berkomentar ibu utami,,, semoga sehat terus dan sukses ya bu,,,,
HapusWah keren ... Rangkaian kata yg begitu indah ... Konten yang membangkitkan jiwa sang pendidik untum terus bangkit dan bergerak membangun Musi Rawas
BalasHapusTrimakasih Bapak Sarto sudah mampir dan berkomentar, Bapak adalah salah satu inspirator bagi saya,, mohon bimbingannya Bapak...
HapusNegara membutuhkan orang-orang seperti bapak, semangat pantang menyerah dan menjadi pelita bagi anak bangsa...guru penggerak sejati
BalasHapusTerimakasih Ibu sudah mampir dan berkomentar,, Tetap semangat ya ibu
HapusNegara membutuhkan orang-orang seperti bapak, semangat pantang menyerah dan menjadi pelita bagi anak bangsa...guru penggerak sejati
BalasHapusPenyiar radio penulis sastra mantull
BalasHapusMantap betul lul lulllll
Penyiar radio masa lalu pak,, penulis sastra belum dilalui,, semoga niat usaha kita di ijabah Allah SWT,,, trimakasih sudah mampir dan berkomtar Pak sangat berarti bagi saya
HapusWah pak, siap2 jadi penulis pak, keren 👍
BalasHapusWadoh,,, kayaknya masih jauh deh,,, tapi saya sangaat mengapresiasi sudah mau nongkrong disini trimakasih sudah mampir dan berkomentar ini sangat berarti bagi saya
HapusLuar biasa Bpk yang satu ini, semakin kagum saya dengan Bpk. Bukan hnya pandai berbicara saja, ternyata pandai juga merangkai kata. Luar biasa, bisa jadi inspirasi untuk semua orang, terkhusus saya.keren bgt pak
BalasHapusjangan terlulu memuji dong,,, kita sama2 masih belajar,, dan insyalah kita maju bersama, trimakasih sudah mampir dan berkomentar ini sangat berarti bagi saya
HapusBlog adalah catatan harian, ungkapan perasaan yang isinya bisa dinikmati pembaca. Musah-mudahan pembaca terinspirasi dengan tulisan kita. Jangan berhenti. Maju terus! Ini bukan permainan tarik tambang yang maju berarti kalah. Ini adalah ilmu dan ladang pengabdian. Saluut. Salam literasi.
BalasHapusTrimakasih pak,,, susah memotivasi saya untuk terus berkarya, mohon tetap menjadi pembimbing untuk saya semoga kedepan goresan-goresan ini lebih bermakna untuk saya dan semua pejuang pendidikan di indonesia
HapusGuru kau pelita, penerang dalam gulita, jasamu tiada tara. Ditunggu karya selanjutnya, Pak Guru!
BalasHapusAlhamdulilah,,, wasyukurilah,, insyallah pak karya senlanjutnya akan di luncurkan
HapusSemangat!
BalasHapussiap pak
Hapuspak ilham, teruskan menulis, saat ini guru harus bisa meninggalkan kebaikan melalui rekam digital
BalasHapusSiap Pak Terimakasih atas suportnya dan mohon doakan saya agar lebih semangat lagi dalam belajar untuk lebih baik lagi
Hapus